Terbesit dalam pikiran saya dulu bahwa kalau ada orang yang menyebut “widih Miltan” lansung dalam pikiran saya adalah pasti kemana mana selalu pakai atribut lereng, sibol militer, mukanya garang, jutek, apalagi kalau ngomong ceplas ceplos (gak asik) ;-p
Tapi perlu dibahas dulu kenapa ada istilah “Militan” darimana sih kok bisa ada sebutan itu. Nah ternyata kata itu muncul dari kata Militer, dan Militer dimanapun sedah jelas keberadan dan gugurnya disebut pahlawan :-p .
Jadi ternyata sifat sifat Milter seperti disiplin, tergas, punya keahlian khusus, berani dan yang pasti memperjuangkan sesuatu hal (biasanya wilayah dan instruksi Idiologi) maka sifat sifat itu disebut Militan.
Lalu kaitannya apa dengan Dakwah, kok ada sebutan “oh, orang ini Militan”.
Sama layaknya tentara, seorang Aktivis Islam Idiologis juga punya sebuah harapan yang harus dicapai, kalau saya sih Syariah dan Khilafah (tau deh, anda) :-p
Nah dari tujuan itu maka saya harus displin dalam pembinaan, belajar, meningkatkan iman dan takwa, bersegera pada Syariat Islam, dan yang pasti melakukan aktivitas Dakwah (mencegah yang buruk dan melangsungkan yang baik baik). Nah hal ini pasti melahirkan sebuah gerak yang terarah dan terprogram sehingga apabila dijalankan dengan sesuai ketentuan. “orang orang seperti itu yang dapat dibilang mempunyai militansi dalam Dakwah” kalau tidak demikian yah berarti tidak :-p
Jadi Militan itu gak mesti kemana mana pakai atribut Militer, wajah sangar, jutek, senggol dikit bacok, apalagi ngomongnya nyelekit.. upsss Nyindir.com :-p
Teringat waktu saya kuliah dengan segala fenomenanya Kampus yang lingkungannya rada rada sekuler.
Dulu saya orang yang paling malas kalau denger ada orang ngomong Organisasi Islam tertentu yang memperjuangkan kembali tegaknya Syariah dan Khilafah dan selalu pakai bendera warna hitam dan putih bertuliskan “La Illahaillallah Muhammad Rosulullah”. Boro boro mau diskusi Syariah dan Khilafah, denger nama Organisasinya saja saya malas.
Tapi ada seorang “Pelajar” dari Organisasi Islam itu yang melihat ketidak sukaan saya terhadap langkah dan geraknya dikampus saya, dan lalu dia mulai mendekati saya dengan memberikan saya selembar bertuliskan Al Islam (wah tapi gak saya baca, saya taruh ajah di tas dan selipan buku sampai numpuk)
Sebelumnya saya ingin cerita dulu nih “kenapa saya gak suka sama Organisasi Islam tersebut” (tapi dulu yah ;-p )
Semua dikarenakan beberapa oknum oknum dari “pelajarnya” yang tak pandai pandai amat dalam menyampaikan dan mengajak pada dakwah “melangsungkan Kehidupan Islam” dengan Syariah dan Khilafah. Tahun 2007 saya dibodoh bodohi dan dikatan “antum tak paham agama yah, kenapa masih berkutik dengan langkah antum yang pragmatis (dulu saya anak LDK yang dibina oleh kakak kakak )I( )”. Kata kata itu sungguh mengiris hati, memanaskan darah, dan membuat saya menGeneralisir bahwa “ini toh caranya aktivis menyampaikan Dakwahnya”. Saat itu saya mulai menilai ini tidak terlepas dari induknya yaitu Organisasi Islam tersebut. Sampai akhirnya saya dikampus beruntung aktif diberbagi kegiatan keMahasiswaan dan ke Organisasiaan Kampus sehingga bisa dibilang “banyak temannya” hehe narsis.com
Karena kekesalan saya terhadap beberapa pelajar pelajar Organisasi Islam tersebut. Dikampus saya tampil sebagai tokoh mahasiswa yang menghalang halangi langkah dan gerak pelajar pelajar itu untuk berDakwah. Hikss hikss nyesel.com :’(
Namun seorang pelajar yang saya sebut tadi justru malah sering menemui saya, bahkan sering saya amati “dia sengaja menunggu saya” dan memberikan beberapa kali undangan terkait kegiatan Dakwah (tapi saya dulu tak pernah mau hadir).
Setelah tiga tahun berlangsung saya berfikir dan akhirnya saya mencoba mempelajari arah perjuangan dari Organisasi Islam tersebut. Dan MASYA ALLAH, SAYA MOHON AMPUN SAMA ALLAH KARENA SAYA MENGHALANG HALANGI AKTIVITAS DAKWAH “MELANGSUNGKAN KELANGSUNGAN HIDUP ISLAM” DENGAN SYARIAH DAN KHILAFAH.
Dan akhirnya saya sesali dan minta maf pada teman-teman “pelajar Organisai Islam” tersebut, lalu saya putuskan untuk “Ngaji” (walau ada tahapan alurnya lagi sebenernya) hehehe :-p
Upss... Balik ke topik bahasan dan lupakan curhatan saya :-)
Jadi seorang yang Militan terus bergerak apapun yang terjadi walau ada upaya upaya yang menghalang halangi aktivitas DakwahNya. Atau kita bisa lihat dari seberapa besar waktu yang digunakan dalam hal upaya mempercepat tujuan Dakwahnya (“melangsungkan keberlangsungan hidup islam” dengan Syariah dan Khilafah).
Awas jangan kejebak kaya Mr.x yang keluar dari pekerjaan dengan alasan pekerjaannya menyulitkan dia untuk berDakwah.... eah ternyata setelah keluar dari pekerjaannya Dakwahnya sama saja seperti dia belum keluar dari pekerjaan. Dan dengan entengnya menyalahkan keadaan dan mengatasnamakan TAKDIR. Padahal dia paham loh ini prihal “PILIHAN”. Allah SWT menegaskan dalam Ayat Ar-Ra’ad 11
“........Seseunggunya Alllah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka”
So, mari kita bergerak dan terus berjuang untuk menegakan Khilafah yang dijanjikan sebagai kabar gembira yang harus disambut dengan uapaya karena hal tersebut suatu hal yang pasti akan terjadi.
. DALAM WAKTU DEKAT INI AKAN ADA AGENDA “KONFRENSI RADJAB” YANG AKAN DILANGSUNGKAN OLEH HIZBUT TAHRIR INDONESIA DI BEBERAPA KOTA KOTA BESAR DI INDONESIA. MARI GENCARKAN KONTAK DAN TERUSLAH BERDAKWAH KAWAN. SAMPAI YANG BENAR ADALAH BENAR DAN YANG SALAH ADALAH SALAH
“......Maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan, dan kewajibanku adalah membuat perhitungan” (TQS: Ar-Ra’ad 40)
RAILAH DUKUNGAN DARI MASYARAKAT AKAN BENTUK KESADARANNYA TERHADAP SYARIAH, KHILAFAH, DAN SYARIKAH (SKS), SEBANYAK BANYAKNYA DILUAR TARGET YANG TELAH DITETAPKAN UNTUK MEMPERSATUKAN KITA DALAM SATU BARISAN DAKWAH SEHINGGA PERTOLONGAN ALLAH AKAN SEGERA TIBA PADA KITA
“........Seseunggunya Alllah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka”
SAYA UCAPKAN “SALAM JUANG” UNTUK TEMAN TEMANKU YANG IKHLAS DALAM DAKWAH. SEMOGA ALLAH MENGANTARKAN DIRIMU KE SYURGANYA DENGAN AMAL AMALMU DALAM KEBAIKANMU. ASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHHI WA BAROKATUH